Seringmendengar musik asyik yang bikin kamu betah berlama-lama di supermarket? Pada Jurnal Procedia Economics and Finance dilansir dari liputan6.com, terdapat satu studi dengan hasil bahwa musik yang menyenangkan didengar oleh konsumen mampu membuat mereka betah dan menghabiskan lebih banyak uang untuk berbelanja di sana. 11. Aroma bakery.
Alasannya buah-buahan di supermarket tersebut lebih beragam dan lebih murah dari pasar tradisional. Begitu juga dengan tofu untuk makanan anak saya, di supermarket merk tofu yang sama bisa lebih murah 1500 perak dari di pasar atau minimarket. Iya sih kalo beli 5 biji nggak pengaruh perbedaan itu.
Pelangganmilenial merupakan kelompok terbesar yang saat ini mendominasi kekuatan potensial belanja. Total ada lebih dari 600 milyar dollar uang yang beredar di seluruh dunia, berasal dari para pelanggan berusia kurang dari 35 tahun. Mereka adalah kaum milenial yang tidak boleh diabaikan oleh bisnis supermarket Anda. Meski mungkin Anda sudah menargetkan kalangan milenial sebagai target pasar
Bandingkansaja saat anda berbelanja di pasar modern seperti supermarket dengan pasar tradisional, banyak perbedaan dari segi tempat, kenyamanan, kerapian, informasi harga produk dll. Maka secara umum orang akan memilih pasar modern, meski pasar tradisional memberikan ha Lanjutkan Membaca 3 Ikhsan Radjab
Masyarakatpun lebih banyak berbelanja secara daring daripada belanja secara langsung ke lokasi. Hal itu terlihat dari laporan "Navigating Indonesia's E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail". Berdasarkan laporan ini, 74,5 persen konsumen lebih banyak berbelanja online daripada berbelanja offline.
marketyang terbesar di Jakarta. (2) Faktor penyebab mengapa sebagian besar para konsumen pada akhir-akhir ini lebih senang berbelanja pada supermarket Carrefour dari pada supermarket lainnya, walaupun ke-munculannya baru beberapa tahun yang lalu, tetapi perkembangannya cukup pesat dibandingkan dengan supermarket lainnya
KenapaMemilih Belanja di Supermarket dan Minimarket. 1. Males Manggil Pedagang. Ini adalah alasan pertama dan yang paling kuat untuk membeli sesuatu di toko kelontong dekat rumah. Terkadang toko ditinggal tanpa adanya penjagaan dan kita sebagai pembeli diharuskan memberi sinyal berupa kata "beli" atau pencet tombol bel rumah jika ada.
Lcm0y. Anda lebih suka belanja di Mal atau di pasar tradisional? Beberapa hal yang menjadi kelebihan berbelanja di pasar modern seperti Mal adalah kelengkapan, kemudahan, pelayanan, kebersihan, kenyamanan dan harga diskon produk atau barang. Hal tersebut tak semua bisa dirasakan konsumen di pasar tradisional. Bukan berarti saya mengatakan bahwa pasar tradisional tidak memiliki kelebihan untuk barang atau produk-produk tertentu. Belanja di Mal Benarkah pasar tradisional semakin ditinggalkan konsumen? Kekurangan pasar tradisional adalah tidak mampu mengimbangi secara maksimal sistem perdagangan yang diterapkan oleh pasar modern. Namun, menjadi pengecualian untuk harga produk atau barang tertentu di pasar tradisional yang menyediakan harga grosir. Tanpa perubahan dan terobosan bisnis yang signifikan, penjual eceran di pasar tradisional akan ditinggalkan oleh konsumen dari berbagai kalangan. Mengapa? Karena konsumen merasa manfaat dan kelebihan pasar tradisional, peran nya sudah banyak tergantikan oleh pasar modern. Pasar tradisional seharusnya memiliki strategi tandingan agar di tahun 2020 nanti tetap bertahan. Berawal dari kekurangan sistem penjualan, promosi atau pemasaran di pasar tradisional, berakhir pada penurunan drastis minat beli dan kunjungan konsumen di pasar tradisional. 6 Kelebihan Belanja di Mal yang Disukai Konsumen Ingin tahu 6 kelebihan belanja di Mal dibandingkan belanja di pasar tradisional yang dapat menarik perhatian konsumen? Berikut detail penjelasan nya. 1. Kelengkapan produk Produk yang ada di Mal atau pasar modern jauh lebih lengkap dibandingkan dengan produk atau barang di pasar tradisional. Ketersediaan produk dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian suatu produk atau barang. Seperti yang kita tahu, kelengkapan produk atau keragaman produk dapat mempengaruhi minat beli dan kunjungan konsumen. Kelengkapan produk di Supermarket atau Mal terbukti mampu menentukan pertimbangan konsumen dalam memilih tempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Produk atau barang untuk kebutuhan sehari-hari yang tersedia di Mal atau Supermarket diantaranya adalah Keperluan pribadi. Fashion, jam tangan, pakaian, perhiasan, make up, parfum, produk perawatan, produk terapi, produk pengobatan, produk nutrisi, suplemen dan lain-lain. Elektronik dan gadget. Handphone, tablet, aksesoris HP atau gadget, produk fotografi, elektronik rumah tangga, komputer, televisi dan lain sebagainya. Catatan Kebutuhan dan keinginan konsumen yang terpenuhi dengan baik dapat memberikan kesan positif terhadap pilihan konsumen dalam menetapkan lokasi toko atau pusat perbelanjaan. 2. Kemudahan berbelanja Konsumen suka dengan kemudahan saat melakukan transaksi belanja dan saat memilih produk atau barang belanjaan. Kemudahan berbelanja menjadi pertimbangan penting untuk mempengaruhi minat beli dan kunjungan konsumen. Di Mal, konsumen akan mendapatkan banyak kemudahan, mulai dari papan informasi produk sampai ke label harga produk dan lain-lain. Supermarket atau Mal biasanya menata toko dan jenis produk sangat detail, rapih dan sistematis, sehingga pengunjung atau konsumen dapat mengetahui dengan mudah apa saja dan dimana saja produk atau barang yang tersedia berdasarkan titik lokasi. 3. Kualitas pelayanan Pelayanan berbelanja yang berkualitas akan menimbulkan kesan positif di pikiran konsumen. Kualitas pelayanan contoh nya seperti senyum ramah pegawai toko, respon cepat dan tentunya fleksibilitas pekerja saat menyambut konsumen. Pelayanan berkaitan dengan kenyamanan. Tanpa pelayanan yang baik atau memuaskan, konsumen akan merasa kapok dan akhirnya tidak mau kembali lagi ke tempat belanja yang sama. Indikator kualitas pelayanan yang baik berhubungan dengan arus balik konsumen dalam melakukan pembelian. Semakin baik pelayanan yang dirasakan konsumen, semakin banyak konsumen atau orang-orang yang sama kembali lagi ke toko untuk berbelanja. 4. Kebersihan lokasi Kebersihan lokasi atau tempat perbelanjaan menjadi kelebihan paling menonjol di Mal. Pasar tradisional umumnya tidak fokus untuk membenahi persoalan yang sangat krusial ini. Sebaik apapun pelayanan yang diberikan, konsumen akan tetap memiliki segudang alasan untuk menghindari berbelanja di lokasi yang kumuh, terkecuali harga lebih murah dan mampu bersaing dengan produk atau barang yang ada di pasar modern. 5. Kenyamanan pengunjung Rasa khawatir atau was-was yang dirasakan konsumen akan menjadi pertimbangan konsumen untuk mengunjungi tempat perbelanjaan. Di pasar modern, konsumen tidak begitu merasa takut atau khawatir dengan adanya praktik premanisme, jambret, copet, dan lain sebagainya. Walaupun kemungkinan ada juga hal negatif di pasar modern seperti Mal, namun prosentase kemungkinan itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan pasar tradisional. Pasar modern seperti Mal atau Supermarket banyak memiliki titik pengaman yang membuat konsumen merasa nyaman, salah satu nya adalah pengawasan melalui rekaman CCTV secara online dan offline. Anda juga akan merasa tenang berbelanja di Mal, karena kendaraan dan barang-barang berharga yang anda taruh di kendaraan selalu di pantau oleh sistem dan tim keamanan pihak Mal. Selain itu, anda tak akan kepanasan karena di Mal sudah ada alat pendingin. Anda juga tidak akan berdesak-desakan dengan pengunjung lain saat sedang berbelanja, kecuali di hari atau momen-momen tertentu. Catatan Di hari-hari besar dan menjelang hari besar seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri, tingkat kenyamanan konsumen sedikit menurun. 6. Harga diskon produk Kelebihan yang ada di Mal atau tempat belanja di Supermarket adalah sistem diskon produk. Dengan adanya sistem tersebut, konsumen akan lebih tertarik. Bandingkan dengan cara belanja di pasar tradisional, hampir semua masih menggunakan cara konvensional seperti tawar menawar. Pertanyaan saya, konsumen yang merasa kurang pandai menawar, kurang mengerti mengenai produk dan tidak up to date tentang harga produk/barang yang akan di beli bagaimana nasib nya? Apakah kategori konsumen seperti itu tetap memilih berbelanja di pasar tradisional?! Banyak orang berpikir bahwa potongan harga atau diskon di Mal menggunakan strategi markup. Fakta nya, diskon bukan hanya karena harga lebih dulu di markup, pemberian potongan harga diskon tergantung darimana produk di ambil, seberapa banyak produk yang di ambil dan siapa yang mengambil atau mengirim. Produk lawas, produk yang kurang diminati, dan produk atau barang yang di ambil dalam jumlah besar sangat mungkin akan diberi label potongan harga atau diskon. Misalnya saja distributor dan suplier yang sedang melakukan promo produk atau barang baru, agar cepat dikenal konsumen, skema diskon pasti akan diterapkan. Apakah produk atau barang cacat dan lama termasuk bagian dari tipuan diskon? Tidak, itu bukan diskon palsu, menjadi tipuan jika penjual tidak mau jujur ke konsumen. Apakah mungkin pasar tradisional melakukan markup harga tanpa mengikuti ketentuan margin yang sesuai? Baik pasar tradisional maupun pasar modern tetap berpotensi di kelola oleh oknum penjual nakal. Yang perlu digaris bawahi adalah, tidak semua toko dan penjual melakukan hal tersebut. Fakta di lapangan, masih ada saja pedagang di pasar tradisional menggunakan strategi menaikan harga produk atau barang berkali-kali lipat dari harga pokok. Skema markup harga sih wajar saja, menjadi tak wajar saat harga produk atau barang melebihi ketentuan margin. Margin yang tidak sesuai akan terlihat dari harga produk atau barang yang ditawarkan ke tiap-tiap konsumen selalu berbeda-beda dengan selisih harga penjualan yang fantastis, padahal lokasi belanja dan jenis produk nya sama saja. Terlepas dari siapa distributor dan suplier nya, hal-hal seperti itu tetap membuat pasar tradisional semakin ditinggalkan konsumen. Tips Untuk mengetahui suatu produk atau barang benar-benar menerapkan margin dengan baik dan bukan bagian dari diskon palsu adalah sebagai berikut 1. Cek harga secara online. Untuk menghindari diskon palsu dan markup yang tidak sesuai, sebaiknya cek harga di situs pasar online besar, bisa di bukalapak, lazada, dan lain-lain, atau bisa juga di situs resmi penyedia. 2. Cek produk atau barang. Jika penjual tidak mengatakan produk atau barang yang di diskon itu bagian dari produk lama dan cacat, pastikan produk atau barang yang hendak kita beli tidak cacat sedikit pun dan bukan barang lama/kuno. Kesimpulan Penjual di pasar tradisional mestinya mempertimbangkan tentang penetapan margin yang sesuai, jadi tidak sembarangan melakukan markup harga. Dengan cara seperti itu, konsumen tidak merasa dibohongi dan tidak beralih ke pasar modern seperti Supermarket dan Hypermarket. Kesetaraan terhadap konsumen itu penting! Apakah anda pernah mendengar kalimat "kemahalan, belum lama saya beli nggak segitu harganya, tawar seharusnya, kalau gak mau kurang pindah ke toko atau tempat lain". Kalimat tersebut memberikan isyarat bahwa sebetulnya tak jauh beda antara pasar tradisional dengan pasar modern, sehingga sebagian besar konsumen lebih memilih pasar modern yang banyak memiliki kelebihan.
Di saat pandemik seperti ini banyak masyarakat yang lebih memilih belanja online dari pada belanja keluar rumah. Tapi, sebagian masyarakat juga masih menikmati berbelanja di warung ataupun di pasar tanpa sebab, belanja di warung sekitar juga memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan ketika kita belanja di supermarket atau belanja via online. Dilansir berikut beberapa kelebihan belanja di warung yang perlu kamu Lebih dekatilustrasi sepeda belanja di warung bisa lebih hemat karena dekat dengan rumah sehingga tidak memerlukan biaya tambahan, antara lain untuk transportasi dan biaya parkir. Belanja di warung yang lebih dekat dengan rumah juga meningkatkan efisiensi. Apalagi, di masa pandemik seperti saat ini, belanja di warung terdekat juga memungkinkan kita untuk tidak terlalu lama keluar rumah. 2. Menjalin silahturahmiilustrasi menjaga silaturahmi di dekat rumah ada warung, kenapa harus belanja ke minimarket? Belanja di warung itu juga sama nyamannya, itu, sambil belanja, kita juga bisa saling bertukar kabar dengan pemilik warung yang notabene masih termasuk tetangga kita. Selain belanja kebutuhan, tentu dengan cara ini kita juga sudah menjaga tali silaturahmi antar tetangga. Baca Juga 5 Perilaku Konsumen Indonesia Saat Belanja Online di 2021 perekonomianilustrasi manajemen keuangan belanja di warung, tanpa kita sadari kita telah membantu perekonomian UMKM. Cara ini juga tentu saja termasuk meningkatkan perekonomian dari keluarga si pemilik belanja di sekitar tempat tinggal kita bakal berdampak besar pada perekonomian menjumpai sales produkilustrasi orang sedang mencatat di warung, kamu akan lebih hemat. Sebab, di warung tidak ada sales yang dengan cerdas menawarkan barang lain yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan. Kamu pun jadi tidak mudah tergiur untuk terlalu konsumtif saat berbelanja di warung berhutangilustrasi mata uang euro adalah salah satu keuntungan lainnya ketika kita berbelanja di warung milik tetangga sendiri. Eits, meski begitu, tetap lunasi tunggakan kamu ketika sudah punya uang, ya!Itulah beberapa kelebihan belanja di warung sekitar tempat tinggal kamu. Selain bisa hemat, belanja di warung juga berdampak pada perekonomian mikro. Yuk, dukung UMKM Indonesia agar bisa lebih maju lagi. Baca Juga Cara Gampang Cairkan BLT UMKM 2021 Tanpa Antre di Bank IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
- Masyarakat Indonesia kini lebih memilih berbelanja online melalui platform e-commerce dibanding berbelanja langsung ke toko. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh IPSOS Indonesia pada akhir tahun 2021, terungkap alasan masyarakat lebih senang berbelanja lewat e-commerce. Promo menjadi faktor terbesar bagi seseorang saat memilih platform e-commerce untuk berbelanja online. yakni sebesar 49 persen. "Promotion itu masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi atau menjadi faktor pemicu dari para pengguna e-commerce. Promo di sini misalnya diskon atau gratis ongkos kirim," papar Gita Marino selaku Associate Director, OBV & CHP, Ipsos Indonesia saat konferensi pers virtual, Jumat 28/12022. Baca JugaGaya Hidup Milenial Dan Generasi Z di Indonesia Disebut Payah, Ini Sebabnya Menyusul promo, faktor kemudahan dan ketersediaan pilihan metode pembayaran juga menjadi faktor yang paling banyak dipertimbangkan oleh pengguna e-commerce, yakni sebesar 15 persen. "Jadi misalnya, e-commerce yang menyediakan pilihan pembayaran yang lumayan banyak dan mudah sesuai dengan kondisi mereka, itu memicu mereka untuk memilih e-commerce tertentu," ujar Gita. Mengenai metode pembayaran, Gita memaparkan bahwa 37 persen pengguna e-commerce lebih memilih bertransaksi melalui dompet digital, 28 persen melalui cash on delivery COD atau bayar di tempat, 21 persen melalui transfer bank atau SMS banking, 7 persen melalui online credit, 5 persen melalui offline store, 1 persen melalui instant debit, dan 1 persen melalui kartu kredit atau online debit. Selanjutnya, lanjut Gita, faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan masyarakat saat memilih suatu platform e-commerce adalah pengalaman transaksi sebelumnya yakni sebesar 13 persen. "Dalam hal ini, misalnya karena mereka sudah terbiasa berbelanja online dengan e-commerce tertentu," imbuh dia. Baca JugaViral Driver Ojol Perlihatkan Alat Kelamin ke Konsumen, Suami Korban Turun Tangan Kemudian, faktor lainnya adalah 4 persen dari rekomendasi teman atau keluarga, 4 persen faktor user interface dalam aplikasi atau website, 3 persen karena iklan di televisi, billboard, atau media lainnya.
“Uang tidak dapat memberikan kebahagian, tetapi memiliki uang untuk berbelanja dapat mendatangkan kebahagiaan.” UNGKAPAN tersebut terdengar begitu klise. Namun toh faktanya tak pernah lekang oleh waktu. Salah satu buktinya ditunjukkan oleh temuan dari riset saya bersama Snapcart; 1 dari 2 orang Indonesia mengatakan akan berbelanja jika memiliki uang lebih. Data ini diambil dari sampel mendekati responden yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia Namun apa yang dimaksud dengan belanja dan mengapa belanja dapat mendatangkan kebahagian bagi kita? Apa implikasinya bagi marketer, pemilik tempat perbelanjaan, restoran, toko, warung, atau minimarket? Bagaimana pengalaman berbelanja yang baik bisa mendatangkan keuntungan bagi usaha kita – baik secara daring maupun luring? Video Terkini Berbeda dengan masyarakat di negara lain, belanja bagi masyarakat Indonesia adalah suatu kegiatan yang lebih dari sekadar rutinitas dan tidak dipandang sebagai suatu beban. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, berbelanja adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Ketika PPKM diterapkan, banyak orang di perkotaan merasa sedih bukan karena tidak bisa ke kantor; tetapi karena tidak bisa ke mal dan pusat-pusat perbelanjaan. Ketika pemerintah mencabut PPKM, mal-mal dan pusat perbelanjaan langsung kembali membludak. Berbelanja tidak hanya diartikan sempit untuk membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi juga termasuk menyantap makanan favorit di restoran hingga menonton film yang sedang trending di bioskop. Perilaku masyarakat kita dalam berbelanja secara daring juga demikian. Kemampuan untuk membeli barang yang diinginkan menjadi salah satu faktor yang membahagiakan. Promosi yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce setiap bulannya tidak pernah sepi peminat. Bahkan masyarakat sudah “ketagihan” dengan flash sale yang menjadi ajang “pertempuran” merek atau pemilik bisnis. Salah satu bukti betapa “doyannya” masyarakat kita dengan berbelanja adalah meningkatnya pengguna Paylater di berbagai aplikasi. Harga yang menggiurkan dengan kemudahan pilihan pembayaran membuat kita “kecanduan”. Bahkan tren menunjukkan makin banyak generasi Milennial dan Gen Z yang terjerat utang karenanya. Mengapa berbelanja mendatangkan kebahagiaan? Berdasarkan hasil riset yang saya lakukan bersama tim, ada beberapa hal yang membuat berbelanja bisa mendatangkan kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia. Pertama, merekatkan hubungan sosial. Bagi masyarakat kita, berbelanja menjadi ajang bersosialisasi bersama teman ataupun anggota keluarga. Sebagai contoh, kegiatan berselancar di internet dan mengevaluasi produk perawatan tubuh menjadi perbincangan seru antara ibu dan putrinya atau obrolan ringan antara ayah dan anak untuk memilih mainan. Kedua, memenuhi hasrat untuk menjelajahi dan menemukan hal-hal baru. Bagi masyarakat kita, mengamati secara daring maupun luring, menemukan suatu produk baru, atau mencoba merasakan pengalaman berbelanja merek tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri. Misalnya, kita sering tak ingin ketinggalan untuk merasakan kuliner yang sedang diperbincangkan di media sosial. Ketiga, menumbuhkan rasa pencapaian dan penghargaan. Masyarakat kita menjadikan berbelanja sebagai “hadiah” bagi diri sendiri karena telah mencapai target tertentu. Misalnya telah menabung sekian lama, mendapat promosi di tempat kerja, atau telah berhasil menumbuhkan kebiasaan positif. Selain itu, sejak lama hasil riset mengindikasikan bahwa berbelanja bisa menjadi terapi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology, menunjukkan bahwa berbelanja membantu orang merasa lebih bahagia secara instan—dan juga sangat berguna untuk melawan kesedihan yang berkepanjangan. Salah satu alasannya adalah bahwa berbelanja memberikan rasa kontrol dan otonomi pribadi. Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Psychology & Marketing, menemukan bahwa berbelanja memberikan "dampak positif yang bertahan lama pada suasana hati," dan tidak terkait dengan rasa menyesal atau bersalah karena pembelian spontan. Semua hal di atas hanya akan muncul ketika kita mendapatkan pengalaman belanja yang baik. Tempat-tempat belanja harus mampu memberikan pengalaman berbelanja yang baik untuk memastikan pelanggan akan kembali lagi. Lagi pula sekarang ini, pengalaman berbelanja yang buruk jauh akan menjadi viral dengan bantuan berbagai platform media sosial. Beberapa waktu yang lalu saya membutuhkan sneaker baru untuk jalan-jalan. Setelah melihat-lihat ke beberapa toko, saya menemukan sepatu yang baik di satu toko. Proses belanjanya berjalan baik dan cepat karena penjaga tokonya cukup sigap dan tahu sepatu-sepatu yang ada maupun tidak ada di toko tersebut. Awalnya, semuanya terlihat baik-baik saja. Namun hal yang kurang mengenakkan terjadi saat akan membayarnya saya diminta untuk membayar tambahan Rp untuk kantong kertas. Saya kesal karena untuk saya, membeli sepatu bukan bagian dari belanja rutin yang mana sudah saya siapkan untuk membawa tas belanja sendiri. Selain merupakan barang yang bersifat hedonis, belanja sepatu juga sering kali merupakan kegiatan yang bersifat impulsif. Menurut saya, kantong kertas seharusnya adalah bagian dari layanan, terutama karena harga sepatu sudah cukup tinggi. Dan sebagai toko sepatu, pemilik toko itu harus paham bahwa bisnis utamanya adalah menjual sepatu dan bukan untuk mendapatkan keuntungan ekstra dari memaksa konsumen untuk membayar lebih. Tips memahami pelanggan Lantas, bagaimana cara kita sebagai pemasar atau pebisnis agar untuk terus “cuan” di jaman now? Pengalaman berbelanja yang menyenangkan akan menjadi bahan pembicaraan dari mulut ke mulut yang sangat efektif. Konsumen jauh lebih percaya kepada omongan teman dan saudara daripada media apapun. Bagaimana caranya? Pertama, kenali siapa pelanggan kita. Pria atau wanita? Dewasa atau anak-anak? Kedua, pahami motivasi belanja pelanggan kita. Apa yang mereka cari dari toko atau tempat usaha kita? Produk yang dibutuhkan sehari-hari? Barang-barang yang bersifat hedonis? Ketiga, ketahui bagaimana pola berbelanja mereka. Apakah direncanakan? Dadakan? Rutin? Top up? Atau untuk memenuhi kebutuhan spesifik tertentu? Pemahaman akan hal-hal di atas membantu kita menyusun strategi untuk meningkatkan kepuasan berbelanja. Untuk produk-produk yang bersifat hedonis misalnya, apakah mereka lebih suka mereka dihampiri oleh penjaga toko atau dibiarkan mencari sendiri? Dari berbagai riset yang pernah saya lakukan, ada perbedaan nyata antara pola belanja pria dan wanita untuk kategori produk yang berbeda. Untuk barang-barang elektronik – seperti di toko HP atau toko elektronik, pria cenderung lebih suka dibiarkan mencari sendiri tapi pastikan mereka bisa melihat-lihat informasi mengenai produk yang cukup lengkap. Fungsi dari tim pembelanja adalah untuk membantu ketika pembelanja pria siap untuk melakukan pembelian. Biarkan mereka dan jangan diganggu ketika sedang mencari barang yang diinginkan. Biarkan mereka sepenuhnya menikmati pengalaman berbelanja. Pria yang sama, ketika masuk ke toko kosmetik atau toko baju wanita untuk membelikan hadiah bagi pasangannya justru akan bersikap sebaliknya. Penjaga toko harus segera mendekati untuk menawarkan bantuan. Karena pria ini tidak akan melakukan pencarian sendiri disebabkan oleh motivasi berbelanja yang berbeda. Mereka sungguh buta dan sering kali tidak tahu harus mulai dari mana. Hal-hal lain juga bisa disesuaikan berdasarkan profil pembelanja kita. Misalnya dari suasana toko, pemilihan musik, pencahayaan dan seterusnya. Salah satu supermarket di Australia, menyelenggarakan Pensioner Shopping Day satu hari dalam seminggu, suatu event yang dikhususkan untuk orang-orang berusia lanjut yang sudah pensiun dari pekerjaannya. Supermarket itu memutarkan lagu-lagu dari era yang sesuai untuk meningkatkan rasa senang bagi pembelanja yang menjadi target sasaran mereka. Dalam konteks belanja daring, mungkin relatif lebih susah untuk dapat memberikan hal-hal yang berhubungan dengan sentuhan perasaan atau suasana. Akan tetapi bukan berarti hal ini membuat kanal daring menjadi tidak perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat memberikan kenikmatan dan kebahagiaan. Misalnya dalam hal memenuhi hasrat untuk menjelajahi dan menemukan hal-hal baru, hal ini dapat dipenuhi dengan menyediakan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan toko luring, juga dengan cara navigasi yang logis dan intuitif, serta proses Check Out dan pembayaran yang mudah. Hal lain yang tidak kalah penting tetapi sayangnya jarang diperhatikan oleh pemain daring adalah ketika pembeli menerima barang pembelian mereka. Sering kali pengemasan dari toko daring tidak begitu diperhatikan. Karena penjual sering berpikir “yang penting kan isinya.” Penjual daring yang lebih pintar dan berhasil juga memikirkan aspek ini dengan hal-hal seperti kemasan yang baik, kartu ucapan terima kasih yang personal, baik untuk pembelian barang ataupun permintaan produk sampel. Saya jadi teringat kutipan dari Bo Derek, bintang film Amerika tahun 1980-an, yang mengatakan bahwa, “Orang yang mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, mereka tidak tahu ke mana harus pergi berbelanja.”Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
– Dulu orang akan berbelanja di satu tempat saja, yaitu pasar tradisional. Kemudian toko kelontong merebak, disusul mini market serta supermarket, yang memudahkan setiap orang jadi punya banyak pilihan tempat berbelanja yang paling pas dengan kebutuhan juga isi kantong. Lantas teknologi berkembang. Maraknya marketplace, membuat pasar online pun jadi terbentuk. Kini sudah banyak aplikasi online shop grocery yang lahir dan langsung populer. Tentu saja, ini memudahkan para wanita urban dalam memenuhi kebutuhan dapurnya. Tak lagi perlu keluar rumah untuk memesan berbagai kebutuhan pokok. Istilahnya, kini semua orang bisa berbelanja apapun sembari ngopi santai di dalam rumah. Tinggal mengetik kebutuhan di gawai, membayar proses payment, dan barang belanjaan akan dihantarkan langsung di depan pintu rumah. Lantas, apakah memang online shop grocery ini memiliki lebih banyak poin plus dibanding supermarket konvensional? Simak kurasi berikut ini. Kelebihan dan Kekurangan Online Shop Grocery Berbagai keuntungan memang dimiliki pasar daring ini. Yang pertama tentu saja soal kenyamanan. Anda tak perlu antri lama untuk membayar di kasir, juga tak perlu berkerumun dalam memilah-milah produk. Kemudian, harga biasanya relatif lebih murah. Karena toko daring tak membutuhkan biaya operasional layaknya toko konvensional, maka surplus keuntungan dimasukkan ke dalam promo dan diskon. Ketiga, tak ada jebakan iming-iming atau bujukan sales yang membuat Anda membeli barang yang sebenarnya tak ada di daftar belanjaan. Hal ini biasanya terjadi di pasar offline, dimana banyak sekali poster juga spg yang menawarkan berbagai produk. Ketiga, Anda akan dengan mudah melakukan cek harga dari sebuah produk. Beda dengan pasar konvensional, dimana Anda harus keluar masuk toko satu ke toko lain untuk mengecek perbandingan harga. Kemudahan yang sama juga menyangkut varian produk juga kualitas produk. Anda bisa langsung klik sana sini untuk mengecek varian barang juga membaca review dari konsumen yang sudah pernah membeli. Nah kekurangannya, Anda tak bisa mengecek kondisi barang sebelum barang dihantarkan dan sampai di tangan Anda. Meski beberapa aplikasi, seperti Grab Fresh, memiliki fitur pengembalian barang jika produk tak sesuai harapan. Keuntungan dan Kekurangan Belanja di Supermarket Kekurangan yang ada di sistem belanja daring, tak akan terjadi di pasar tradisional atau supermarket. Karena sebelum Anda membayar, pastinya Anda sudah memegang produk dan mengecek kondisinya. Mulai dari bentuknya hingga aromanya. Jadi tak akan tertipu sayur dan ikan yang kurang segar misalnya. Dengan keluar rumah menuju supermarket, memang melelahkan. Namun bagi beberapa ibu rumah tangga yang selalu berkutat di dalam rumah, kegiatan ini laksana refreshing. Sekaligus sebagai jalan memenuhi kebutuhan sosial. Kerugiannya, Anda bisa kalap mata ketika berbelanja di supermarket, karena tergiur diskon atau penataan rak produk yang terlihat estetik menggoda selera. Tentu saja, ini akan membuat kas belanja Anda kebobolan. Menggabungkan Keduanya Berbagai marketplace tersedia, seperti Tokopedia, Shopee, Happyfresh, Go Mart, Tanihub, Tukang Sayur, dan masih banyak lagi. Meski marketplace dan online shop menjamur, namun beberapa orang tetap tak bisa meninggalkan sensasi dari belanja offline di supermarket. Alasan utama adalah, belanja ke supermarket layaknya refreshing. Mata bisa melihat ribuan produk yang menyenangkan di tempat yang biasanya dilengkapi pula dengan pojok-pojok kuliner. Nah, tak ada salahnya jika Anda mengelola dapur dengan menggabungkan keduanya, yaitu berbelanja offline juga berbelanja via daring. Jadi belanjalah bulanan di pasar offline untuk kebutuhan besar seperti beras, gula, terigu dan sebagainya. Dan penuhilah kebutuhan kecil tambahan di pasar online dengan menyasar produk yang tengah dibalut promo atau diskon. Dengan begitu, ritual seru mengajak keluarga berbelanja ke supermarket tetap berjalan rutin. Dan Anda bisa menghemat kas belanja dengan menyasar diskon dan promo yang bertebaran di platform atau mobile app groceries. Intan Esty. Baca juga 5 Rekomendasi Belanja Bulanan Online, Anti Repot dan Bikin Irit
mengapa orang lebih senang berbelanja di supermarket